Selasa, 06 Januari 2009

Pendidikan Anak Usia Dini

Pendidikan Anak Usia Dini

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

Posisi PAUD: sebagai lembaga pendidikan formal pertama, keberadaan PAUD sangat mutlak diperlukan guna membantu mengembangkan potensi dan psikis anak. Untuk itu peran, fungsi, dan eksistensi PAUD harus selalu ditingkatkan mengingat di era kemajuan teknologi ini tantangan dan hambatan dalam mendidik anak semakin kompleks.

Salah satu penyebab turunnya moral seseorang (anak seusia TK) bukan hanya karena kurang optimalnya pendidikan agama/pendidikan moral yang didapat oleh anak. Akan tetapi karena belum sinerginya antara tujuan pendidikan di sekolah dengan pendidikan informal (keluarga) maupun non formal (masyarakat). Sebagai contoh: di sekolah anak-anak tiap hari diajari untuk berdoa dan cuci tangan sebelum makan, namun ketika di rumah belum tentu semua orang tua membiasakan hal ini. Sehingga apa yang telah diajarkan di sekolah itu menjadi terputus. Pendidikan yang terputus inilah yang menyebabkan perilaku anak condong untuk mengurangi kebiasaan/pelajaran yang didapat di sekolah.

Secara umum, faktor pendukung dan penghambat dalam penanaman moral anak usia dini (AUD) di sekolah ialah:

Faktor Pendukung: Anak dari keluarga yang harmonis, komunikasi antara guru dan orang tua terbangun, lengkapnya fasilitas sekolah, kompetensi guru yang aktif, kreatif dan inovatif, dan lain sebagainya.

Faktor Penghambat: salah satu faktor yang memperlambat penanaman moral pada anak ialah guru kurang kreatif, fasilitas kurang, anak dari keluarga yang broken home, dan lain-lain.

Mengingat perkembangan anak adalah rasa ingin tahunya tinggi, maka sikap guru/orang tua dalam menyikapi permasalahan anak ialah memberikan penjelasan yang edukatif bukan pematahan terhadap rasa keingintahuan itu. Sebab jika penjelasan guru/orang tua kurang memuaskan anak, maka anak akan cenderung mencari sumber informasi lain yang belum tentu tingkat kebenarannya terjamin. Selain penjelasan itu, guru juga harus aktif mengkomunikasikan kepada orang tua tentang arti pentingnya mendampingi anak saat melihat televisi.

Tawaran setiap sekolah dalam menjaring calon siswa secara umum tertuang dalam visi dan misi sekolah. Oleh karena itu, ketika para orang tua akan mendaftarkan anaknya ke lembaga sekolah, biasanya akan mencari sekolah yang visi misinya bagus, proses belajar mengajar yang representatif, guru yang professional, fasilitas lengkap, dan juga jaminan perilaku keagamaan yang baik. Beberapa faktor inilah yang biasanya dilakukan lembaga pendidikan dalam menarik simpati calon siswa baru.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar